Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Mudah dan Akurat
Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Mudah dan Akurat - Ketika memutuskan untuk membeli rumah atau apartemen, biasanya orang akan mencari cara untuk mendapatkan dana dengan jumlah yang besar. Salah satu cara yang umum digunakan adalah dengan mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Dalam proses ini, pengajuan dan persetujuan KPR adalah satu hal, namun menghitung cicilan KPR dengan mudah dan akurat adalah hal yang lain. Dalam artikel ini, kami akan membahas tentang cara menghitung cicilan KPR dengan mudah dan akurat.
KPR adalah sebuah fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank untuk membeli atau membangun rumah. Sebagai pihak yang meminjam, Anda harus membayar kembali uang yang Anda pinjam beserta bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dengan bank.
KPR adalah sebuah fasilitas pinjaman yang diberikan oleh bank untuk membeli atau membangun rumah. Sebagai pihak yang meminjam, Anda harus membayar kembali uang yang Anda pinjam beserta bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dengan bank.
Cara pembayaran ini dilakukan dalam bentuk cicilan bulanan. Cicilan bulanan ini terdiri dari angsuran pokok dan bunga. Angsuran pokok adalah bagian dari cicilan yang digunakan untuk membayar kembali uang yang dipinjam. Sementara itu, bunga adalah bagian dari cicilan yang digunakan untuk membayar bunga yang dikenakan pada pinjaman Anda. Dalam proses ini, menghitung cicilan KPR yang harus Anda bayarkan setiap bulan adalah hal yang penting untuk dipahami.
![]() |
Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Mudah dan Akurat |
Tahap Pertama: Hitung Jumlah Pinjaman
Tahap pertama dalam menghitung cicilan KPR adalah dengan menghitung jumlah pinjaman yang akan Anda ajukan. Besarannya tergantung pada harga rumah atau apartemen yang ingin Anda beli, dikurangi dengan uang muka yang telah disetujui oleh bank. Uang muka ini biasanya berkisar antara 10-20% dari harga rumah atau apartemen. Dalam hal ini, jika rumah atau apartemen yang ingin Anda beli seharga Rp 1 miliar, dan bank setuju memberikan uang muka sebesar 20%, maka jumlah pinjaman yang akan Anda ajukan adalah Rp 800 juta.
Tahap Kedua: Tentukan Suku Bunga
Setelah mengetahui jumlah pinjaman yang akan Anda ajukan, tahap selanjutnya adalah menentukan suku bunga KPR. Suku bunga KPR dapat berbeda-beda tergantung pada bank yang Anda ajukan. Biasanya, suku bunga KPR dapat berubah-ubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, pastikan untuk memperhatikan suku bunga KPR yang berlaku pada saat Anda mengajukan KPR. Suku bunga KPR bisa ditetapkan dalam bentuk tetap atau floating. Suku bunga tetap artinya suku bunga yang diberikan oleh bank tidak berubah selama jangka waktu tertentu, sementara suku bunga floating artinya suku bunga yang berubah mengikuti pergerakan pasar.
Tahap Ketiga: Hitung Tenor KPR
Setelah mengetahui jumlah pinjaman dan suku bunga KPR, tahap selanjutnya adalah menentukan tenor KPR. Tenor KPR adalah jangka waktu pembayaran cicilan KPR. Tenor KPR dapat ditentukan oleh pihak bank dan dapat berbeda-beda tergantung pada jumlah pinjaman dan kemampuan pembayaran Anda. Semakin lama tenor KPR, semakin kecil cicilan bulanan yang harus Anda bayarkan, namun bunga yang akan Anda bayarkan akan semakin besar.
Tahap Keempat: Hitung Cicilan KPR
Setelah mengetahui jumlah pinjaman, suku bunga KPR, dan tenor KPR, tahap selanjutnya adalah menghitung cicilan KPR yang harus Anda bayarkan setiap bulannya. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan rumus sederhana untuk menghitung cicilan KPR, yaitu:
Cicilan KPR = Jumlah Pinjaman x (Suku Bunga + Suku Bunga / [(1 + Suku Bunga) ^ Tenor KPR – 1])
Dalam rumus ini, suku bunga harus dikonversi ke bentuk desimal terlebih dahulu. Misalnya, jika suku bunga KPR adalah 9%, maka suku bunga dalam bentuk desimal adalah 0,09. Sementara itu, jumlah pinjaman harus dikurangi dengan uang muka yang telah disetujui oleh bank.
Contoh perhitungan cicilan KPR:
Jumlah Pinjaman = Rp 800 juta Suku Bunga = 9% atau 0,09 dalam bentuk desimal Tenor KPR = 15 tahun atau 180 bulan
Cicilan KPR = 800.000.000 x (0,09 + 0,09 / [(1 + 0,09) ^ 180 – 1]) = Rp 9.249.450
Dalam contoh ini, cicilan KPR yang harus Anda bayarkan setiap bulannya adalah sebesar Rp 9.249.450.
Tahap Kelima: Simulasi KPR
Tahap pertama dalam menghitung cicilan KPR adalah dengan menghitung jumlah pinjaman yang akan Anda ajukan. Besarannya tergantung pada harga rumah atau apartemen yang ingin Anda beli, dikurangi dengan uang muka yang telah disetujui oleh bank. Uang muka ini biasanya berkisar antara 10-20% dari harga rumah atau apartemen. Dalam hal ini, jika rumah atau apartemen yang ingin Anda beli seharga Rp 1 miliar, dan bank setuju memberikan uang muka sebesar 20%, maka jumlah pinjaman yang akan Anda ajukan adalah Rp 800 juta.
Tahap Kedua: Tentukan Suku Bunga
Setelah mengetahui jumlah pinjaman yang akan Anda ajukan, tahap selanjutnya adalah menentukan suku bunga KPR. Suku bunga KPR dapat berbeda-beda tergantung pada bank yang Anda ajukan. Biasanya, suku bunga KPR dapat berubah-ubah setiap tahunnya. Oleh karena itu, pastikan untuk memperhatikan suku bunga KPR yang berlaku pada saat Anda mengajukan KPR. Suku bunga KPR bisa ditetapkan dalam bentuk tetap atau floating. Suku bunga tetap artinya suku bunga yang diberikan oleh bank tidak berubah selama jangka waktu tertentu, sementara suku bunga floating artinya suku bunga yang berubah mengikuti pergerakan pasar.
Tahap Ketiga: Hitung Tenor KPR
Setelah mengetahui jumlah pinjaman dan suku bunga KPR, tahap selanjutnya adalah menentukan tenor KPR. Tenor KPR adalah jangka waktu pembayaran cicilan KPR. Tenor KPR dapat ditentukan oleh pihak bank dan dapat berbeda-beda tergantung pada jumlah pinjaman dan kemampuan pembayaran Anda. Semakin lama tenor KPR, semakin kecil cicilan bulanan yang harus Anda bayarkan, namun bunga yang akan Anda bayarkan akan semakin besar.
Tahap Keempat: Hitung Cicilan KPR
Setelah mengetahui jumlah pinjaman, suku bunga KPR, dan tenor KPR, tahap selanjutnya adalah menghitung cicilan KPR yang harus Anda bayarkan setiap bulannya. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan rumus sederhana untuk menghitung cicilan KPR, yaitu:
Cicilan KPR = Jumlah Pinjaman x (Suku Bunga + Suku Bunga / [(1 + Suku Bunga) ^ Tenor KPR – 1])
Dalam rumus ini, suku bunga harus dikonversi ke bentuk desimal terlebih dahulu. Misalnya, jika suku bunga KPR adalah 9%, maka suku bunga dalam bentuk desimal adalah 0,09. Sementara itu, jumlah pinjaman harus dikurangi dengan uang muka yang telah disetujui oleh bank.
Contoh perhitungan cicilan KPR:
Jumlah Pinjaman = Rp 800 juta Suku Bunga = 9% atau 0,09 dalam bentuk desimal Tenor KPR = 15 tahun atau 180 bulan
Cicilan KPR = 800.000.000 x (0,09 + 0,09 / [(1 + 0,09) ^ 180 – 1]) = Rp 9.249.450
Dalam contoh ini, cicilan KPR yang harus Anda bayarkan setiap bulannya adalah sebesar Rp 9.249.450.
Tahap Kelima: Simulasi KPR
Setelah Anda menghitung cicilan KPR, tahap selanjutnya adalah melakukan simulasi KPR. Dalam simulasi KPR, Anda dapat mencoba berbagai skenario dengan mengubah jumlah pinjaman, suku bunga KPR, dan tenor KPR. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan kalkulator KPR yang tersedia di situs web bank atau menggunakan aplikasi perhitungan cicilan KPR yang tersedia di internet.
Dalam melakukan simulasi KPR, pastikan untuk mempertimbangkan kemampuan pembayaran Anda. Jangan memilih tenor KPR yang terlalu lama karena meskipun cicilan bulanan lebih kecil, Anda harus membayar bunga yang lebih banyak. Sebaliknya, jangan memilih tenor KPR yang terlalu pendek karena cicilan bulanan yang harus Anda bayarkan akan semakin besar.
Kesimpulan
Menghitung cicilan KPR yang harus Anda bayarkan setiap bulan adalah hal yang penting untuk dipahami dalam proses pengajuan KPR. Dalam menghitung cicilan KPR, Anda perlu memperhatikan jumlah pinjaman, suku bunga KPR, dan tenor KPR. Dalam hal ini, Anda dapat menggunakan rumus sederhana untuk menghitung cicilan KPR atau menggunakan kalkulator KPR yang tersedia di situs web bank atau aplikasi perhitungan cicilan KPR yang tersedia di internet. Setelah Anda menghitung cicilan KPR, jangan lupa untuk melakukan simulasi KPR untuk mempertimbangkan berbagai skenario dan memilih cicilan KPR yang sesuai