Keuangan Inklusif dan Pengembangan UMKM
Keuangan inklusif adalah akses dan penggunaan layanan keuangan yang terjangkau, dapat diakses, dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Konsep keuangan inklusif bertujuan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan dan memperluas akses ke layanan keuangan kepada individu, kelompok, dan sektor yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan keuangan formal.
Pengembangan UMKM, di sisi lain, adalah proses untuk membantu usaha kecil dan menengah (UMKM) dalam memperoleh akses ke sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan bisnis mereka. Dalam konteks keuangan inklusif, pengembangan UMKM mengacu pada upaya untuk meningkatkan akses UMKM terhadap layanan keuangan yang inklusif, sehingga mereka dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih baik dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara lebih efektif.
Dalam kombinasi, keuangan inklusif dan pengembangan UMKM bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi pengembangan ekonomi dan bisnis yang lebih luas. Hal ini melibatkan pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam pengembangan produk keuangan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, serta pendekatan berbasis inklusivitas dan kerjasama yang erat dengan berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem keuangan dan bisnis, termasuk UMKM, pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat secara keseluruhan.
Definisi dan pentingnya keuangan inklusif bagi UMKM
Keuangan inklusif adalah akses dan penggunaan layanan keuangan yang terjangkau, dapat diakses, dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Sedangkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah jenis usaha yang mempekerjakan sejumlah kecil tenaga kerja dan memiliki skala bisnis yang relatif kecil.
Pentingnya keuangan inklusif bagi UMKM adalah sebagai berikut:
Dalam keseluruhan, keuangan inklusif sangat penting bagi UMKM karena dapat membantu mereka meningkatkan kapasitas bisnis, mencapai pasar yang lebih luas, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menjaga stabilitas keuangan.
Tren dan tantangan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM
Beberapa tren dan tantangan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM adalah sebagai berikut:
Tren teknologi digital: Penggunaan teknologi digital, seperti aplikasi perbankan digital, teknologi fintech, dan mobile banking, semakin meningkat. Hal ini memberikan peluang besar bagi UMKM untuk mengakses layanan keuangan yang inklusif dengan cara yang lebih mudah dan efisien.
Tantangan aksesibilitas: Meskipun ada peningkatan dalam akses ke layanan keuangan inklusif, masih ada sejumlah besar UMKM yang tidak memiliki akses ke layanan tersebut. Terutama di daerah pedesaan atau daerah terpencil, infrastruktur yang tidak memadai seperti jaringan internet dan transportasi yang buruk, serta kurangnya kesadaran akan manfaat keuangan inklusif, masih menjadi hambatan yang signifikan.
Tren inklusivitas keuangan: Ada tren meningkatnya inklusivitas keuangan, di mana lembaga keuangan dan fintech semakin berfokus pada pemberian layanan keuangan yang lebih terjangkau dan mudah diakses bagi semua lapisan masyarakat. Ini dapat memberikan kesempatan bagi UMKM untuk memperoleh layanan keuangan yang lebih baik dan lebih terjangkau.
Tantangan regulasi: Tantangan dalam regulasi dan kebijakan masih menjadi hambatan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM. Beberapa regulasi yang membatasi inovasi dan pengembangan layanan keuangan baru juga dapat menghambat kemajuan keuangan inklusif.
Tren kolaborasi: Ada tren kolaborasi yang meningkat antara pemerintah, lembaga keuangan, fintech, dan organisasi masyarakat sipil dalam mendorong keuangan inklusif. Kolaborasi semacam ini dapat membantu mempercepat pengembangan layanan keuangan yang inklusif dan mencapai tujuan keuangan inklusif secara lebih efektif.
Tantangan pendidikan dan kesadaran: Kurangnya pendidikan keuangan dan kesadaran tentang manfaat keuangan inklusif masih menjadi tantangan yang signifikan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan keuangan dapat membantu meningkatkan tingkat partisipasi UMKM dalam layanan keuangan inklusif dan meningkatkan manfaat keuangan inklusif bagi mereka.
Produk keuangan inklusif yang cocok bagi UMKM
Ada beberapa produk keuangan inklusif yang cocok bagi UMKM, di antaranya:
Peran teknologi dalam keuangan inklusif bagi UMKM
Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam memfasilitasi akses ke layanan keuangan inklusif bagi UMKM. Berikut adalah beberapa peran teknologi dalam keuangan inklusif bagi UMKM:
Dengan demikian, teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan akses dan efisiensi layanan keuangan inklusif bagi UMKM, sehingga membantu memperkuat dan memperluas ekonomi inklusif.
Peran lembaga keuangan dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM
Lembaga keuangan memainkan peran penting dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM, di antaranya:
Dengan demikian, lembaga keuangan memainkan peran penting dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM, sehingga membantu meningkatkan akses dan efektivitas layanan keuangan bagi UMKM.
Studi kasus tentang keuangan inklusif bagi UMKM
Salah satu studi kasus tentang keuangan inklusif bagi UMKM adalah program “Kemitraan Berbasis Komunitas” (KBK) yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri, salah satu bank terbesar di Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses ke layanan keuangan bagi UMKM di wilayah pedesaan dan terpencil di Indonesia.
Melalui program KBK, Bank Mandiri menjalin kemitraan dengan kelompok-kelompok UMKM di wilayah pedesaan dan memberikan dukungan keuangan dan non-keuangan kepada mereka. Dukungan keuangan meliputi penyediaan kredit mikro dan tabungan simpanan mikro, serta layanan pengiriman uang dan pembayaran digital. Sedangkan dukungan non-keuangan meliputi pelatihan dan pendampingan dalam manajemen keuangan dan pengembangan usaha.
Program KBK telah memberikan manfaat yang signifikan bagi UMKM di wilayah pedesaan, seperti meningkatkan akses ke layanan keuangan, meningkatkan pendapatan dan profitabilitas usaha, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pada akhir tahun 2020, program KBK telah menjangkau lebih dari 350.000 UMKM di seluruh Indonesia.
Program KBK merupakan contoh bagaimana lembaga keuangan dapat berkontribusi dalam memfasilitasi akses ke layanan keuangan inklusif bagi UMKM, khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil di Indonesia. Program ini juga menunjukkan pentingnya kemitraan antara lembaga keuangan dan kelompok-kelompok UMKM dalam meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas layanan keuangan inklusif bagi UMKM.
Kesimpulan
Keuangan inklusif dan pengembangan UMKM merupakan topik yang penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam penerapannya, terdapat beberapa tren dan tantangan yang perlu diatasi, seperti masalah aksesibilitas, literasi keuangan, dan pengembangan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM. Namun, teknologi dan peran lembaga keuangan dapat menjadi solusi dalam mengatasi tantangan tersebut.
Produk keuangan inklusif seperti kredit mikro, tabungan simpanan mikro, dan asuransi sangat cocok bagi UMKM karena dapat membantu meningkatkan keberlanjutan usaha dan perlindungan terhadap risiko. Selain itu, melalui teknologi, layanan keuangan inklusif dapat lebih mudah diakses dan efisien.
Peran lembaga keuangan dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM juga sangat penting, seperti memberikan akses ke layanan keuangan, meningkatkan literasi keuangan, dan mengembangkan produk keuangan inklusif. Salah satu studi kasus yang menunjukkan pentingnya peran lembaga keuangan dalam memfasilitasi akses ke layanan keuangan inklusif bagi UMKM adalah program "Kemitraan Berbasis Komunitas" yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri di Indonesia.
Dalam kesimpulannya, keuangan inklusif dan pengembangan UMKM merupakan aspek yang penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat bagi UMKM, masyarakat, dan negara secara keseluruhan.
Pengembangan UMKM, di sisi lain, adalah proses untuk membantu usaha kecil dan menengah (UMKM) dalam memperoleh akses ke sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan bisnis mereka. Dalam konteks keuangan inklusif, pengembangan UMKM mengacu pada upaya untuk meningkatkan akses UMKM terhadap layanan keuangan yang inklusif, sehingga mereka dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih baik dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara lebih efektif.
Dalam kombinasi, keuangan inklusif dan pengembangan UMKM bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi pengembangan ekonomi dan bisnis yang lebih luas. Hal ini melibatkan pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam pengembangan produk keuangan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, serta pendekatan berbasis inklusivitas dan kerjasama yang erat dengan berbagai pihak yang terlibat dalam ekosistem keuangan dan bisnis, termasuk UMKM, pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat secara keseluruhan.
![]() |
Keuangan Inklusif dan Pengembangan UMKM |
Definisi dan pentingnya keuangan inklusif bagi UMKM
Keuangan inklusif adalah akses dan penggunaan layanan keuangan yang terjangkau, dapat diakses, dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Sedangkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah jenis usaha yang mempekerjakan sejumlah kecil tenaga kerja dan memiliki skala bisnis yang relatif kecil.
Pentingnya keuangan inklusif bagi UMKM adalah sebagai berikut:
- Memperluas akses ke sumber daya keuangan: Melalui keuangan inklusif, UMKM dapat memperoleh akses ke berbagai sumber daya keuangan, seperti pinjaman, simpanan, dan asuransi, yang sebelumnya tidak tersedia bagi mereka. Dengan akses ke sumber daya keuangan ini, UMKM dapat meningkatkan kapasitas mereka untuk mengembangkan bisnis mereka.
- Meningkatkan efisiensi bisnis: Dengan layanan keuangan inklusif, UMKM dapat mengelola keuangan bisnis mereka dengan lebih efektif, termasuk pembayaran dan pengelolaan kas. Hal ini dapat membantu mereka mengurangi biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengelola keuangan bisnis mereka.
- Meningkatkan akses ke pasar: UMKM yang memiliki akses ke keuangan inklusif dapat memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk mengembangkan produk dan mencapai pasar yang lebih luas. Dengan demikian, mereka dapat meningkatkan daya saing dan menghasilkan lebih banyak pendapatan.
- Meningkatkan kesejahteraan ekonomi: Keuangan inklusif dapat membantu mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial di antara masyarakat. Dengan akses ke layanan keuangan yang inklusif, UMKM dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pendapatan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
- Meningkatkan stabilitas keuangan: Dalam situasi ekonomi yang sulit, akses ke layanan keuangan yang inklusif dapat membantu UMKM mempertahankan bisnis mereka dan menghindari kebangkrutan. Hal ini dapat membantu mempertahankan stabilitas ekonomi di tingkat lokal dan nasional.
Dalam keseluruhan, keuangan inklusif sangat penting bagi UMKM karena dapat membantu mereka meningkatkan kapasitas bisnis, mencapai pasar yang lebih luas, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menjaga stabilitas keuangan.
Tren dan tantangan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM
Beberapa tren dan tantangan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM adalah sebagai berikut:
Tren teknologi digital: Penggunaan teknologi digital, seperti aplikasi perbankan digital, teknologi fintech, dan mobile banking, semakin meningkat. Hal ini memberikan peluang besar bagi UMKM untuk mengakses layanan keuangan yang inklusif dengan cara yang lebih mudah dan efisien.
Tantangan aksesibilitas: Meskipun ada peningkatan dalam akses ke layanan keuangan inklusif, masih ada sejumlah besar UMKM yang tidak memiliki akses ke layanan tersebut. Terutama di daerah pedesaan atau daerah terpencil, infrastruktur yang tidak memadai seperti jaringan internet dan transportasi yang buruk, serta kurangnya kesadaran akan manfaat keuangan inklusif, masih menjadi hambatan yang signifikan.
Tren inklusivitas keuangan: Ada tren meningkatnya inklusivitas keuangan, di mana lembaga keuangan dan fintech semakin berfokus pada pemberian layanan keuangan yang lebih terjangkau dan mudah diakses bagi semua lapisan masyarakat. Ini dapat memberikan kesempatan bagi UMKM untuk memperoleh layanan keuangan yang lebih baik dan lebih terjangkau.
Tantangan regulasi: Tantangan dalam regulasi dan kebijakan masih menjadi hambatan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM. Beberapa regulasi yang membatasi inovasi dan pengembangan layanan keuangan baru juga dapat menghambat kemajuan keuangan inklusif.
Tren kolaborasi: Ada tren kolaborasi yang meningkat antara pemerintah, lembaga keuangan, fintech, dan organisasi masyarakat sipil dalam mendorong keuangan inklusif. Kolaborasi semacam ini dapat membantu mempercepat pengembangan layanan keuangan yang inklusif dan mencapai tujuan keuangan inklusif secara lebih efektif.
Tantangan pendidikan dan kesadaran: Kurangnya pendidikan keuangan dan kesadaran tentang manfaat keuangan inklusif masih menjadi tantangan yang signifikan dalam penerapan keuangan inklusif bagi UMKM. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan keuangan dapat membantu meningkatkan tingkat partisipasi UMKM dalam layanan keuangan inklusif dan meningkatkan manfaat keuangan inklusif bagi mereka.
Produk keuangan inklusif yang cocok bagi UMKM
Ada beberapa produk keuangan inklusif yang cocok bagi UMKM, di antaranya:
- Kredit Mikro: Produk kredit mikro adalah produk yang biasanya ditawarkan oleh lembaga keuangan seperti bank dan koperasi, dengan tujuan untuk membiayai kebutuhan modal usaha bagi UMKM. Kredit mikro ini biasanya memiliki jumlah pinjaman yang kecil, mudah diakses, serta memiliki bunga yang relatif rendah.
- Tabungan Simpanan Mikro: Produk tabungan simpanan mikro ditujukan bagi UMKM dengan tujuan mengembangkan budaya menabung, membantu mengantisipasi risiko, serta membiayai kebutuhan modal kerja dan investasi. Tabungan simpanan mikro ini biasanya memiliki jumlah setoran yang kecil dan mudah diakses.
- Asuransi: Produk asuransi adalah produk keuangan yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan penggantian rugi atas risiko tertentu, seperti kecelakaan, kematian, dan kerusakan barang. Asuransi sangat penting bagi UMKM untuk mengurangi risiko kehilangan modal dan aset bisnis yang mungkin terjadi.
- Fintech P2P Lending: Fintech P2P Lending adalah platform yang menghubungkan investor dan peminjam secara langsung. Fintech P2P Lending dapat memberikan akses ke modal usaha yang mudah dan cepat bagi UMKM yang biasanya sulit untuk memperoleh akses ke layanan keuangan tradisional.
- Mobile Banking: Produk mobile banking memberikan akses ke layanan keuangan melalui perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet. Layanan mobile banking ini dapat membantu UMKM untuk mengakses layanan keuangan kapan saja dan di mana saja tanpa harus berkunjung ke bank fisik.
- Pembiayaan Kolektif (Crowdfunding): Pembiayaan kolektif atau crowdfunding adalah model bisnis yang memungkinkan banyak orang untuk berinvestasi dalam suatu proyek atau usaha dengan cara memberikan dana secara bersama-sama. Model bisnis ini cocok bagi UMKM yang membutuhkan pendanaan untuk memulai usaha baru atau memperluas bisnis yang sudah ada.
Peran teknologi dalam keuangan inklusif bagi UMKM
Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam memfasilitasi akses ke layanan keuangan inklusif bagi UMKM. Berikut adalah beberapa peran teknologi dalam keuangan inklusif bagi UMKM:
- Mempercepat proses transaksi: Teknologi seperti mobile banking dan e-wallet memungkinkan UMKM untuk melakukan transaksi secara online, yang dapat mempercepat dan memudahkan proses transaksi.
- Meningkatkan efisiensi: Teknologi dapat membantu lembaga keuangan untuk meningkatkan efisiensi dalam menyediakan layanan keuangan bagi UMKM, seperti dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat dan mengotomatisasi proses administratif.
- Meningkatkan aksesibilitas: Teknologi juga dapat meningkatkan aksesibilitas ke layanan keuangan bagi UMKM di daerah yang sulit dijangkau, seperti dengan menyediakan layanan perbankan mobile yang dapat diakses melalui jaringan internet.
- Meningkatkan keamanan: Teknologi juga dapat membantu meningkatkan keamanan dalam melakukan transaksi keuangan, seperti dengan mengimplementasikan teknologi biometrik dan enkripsi data.
- Memungkinkan adopsi fintech: Teknologi juga memungkinkan adopsi fintech, seperti platform P2P lending dan crowdfunding, yang dapat membantu UMKM untuk memperoleh akses ke modal usaha yang lebih mudah dan cepat.
Dengan demikian, teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan akses dan efisiensi layanan keuangan inklusif bagi UMKM, sehingga membantu memperkuat dan memperluas ekonomi inklusif.
Peran lembaga keuangan dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM
Lembaga keuangan memainkan peran penting dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM, di antaranya:
- Memberikan akses ke layanan keuangan: Lembaga keuangan seperti bank, koperasi, dan lembaga keuangan mikro memainkan peran penting dalam memberikan akses ke layanan keuangan bagi UMKM, seperti kredit, tabungan, dan asuransi.
- Meningkatkan literasi keuangan: Lembaga keuangan dapat membantu meningkatkan literasi keuangan bagi UMKM, seperti dengan memberikan pelatihan dan edukasi tentang manajemen keuangan dan pengelolaan risiko.
- Meningkatkan ketersediaan informasi: Lembaga keuangan dapat membantu meningkatkan ketersediaan informasi tentang layanan keuangan yang tersedia bagi UMKM, sehingga memudahkan UMKM dalam memilih layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Meningkatkan aksesibilitas: Lembaga keuangan dapat membantu meningkatkan aksesibilitas ke layanan keuangan bagi UMKM dengan menyediakan layanan perbankan mobile, layanan ATM, dan layanan online.
- Mengembangkan produk keuangan inklusif: Lembaga keuangan dapat mengembangkan produk keuangan inklusif yang sesuai dengan kebutuhan UMKM, seperti kredit mikro, tabungan simpanan mikro, asuransi, dan layanan fintech P2P lending.
- Meningkatkan kerja sama: Lembaga keuangan dapat meningkatkan kerja sama dengan UMKM, seperti dengan memberikan dukungan dan bimbingan dalam pengembangan usaha, serta membantu membangun jaringan dan kemitraan bisnis.
Dengan demikian, lembaga keuangan memainkan peran penting dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM, sehingga membantu meningkatkan akses dan efektivitas layanan keuangan bagi UMKM.
Studi kasus tentang keuangan inklusif bagi UMKM
Salah satu studi kasus tentang keuangan inklusif bagi UMKM adalah program “Kemitraan Berbasis Komunitas” (KBK) yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri, salah satu bank terbesar di Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses ke layanan keuangan bagi UMKM di wilayah pedesaan dan terpencil di Indonesia.
Melalui program KBK, Bank Mandiri menjalin kemitraan dengan kelompok-kelompok UMKM di wilayah pedesaan dan memberikan dukungan keuangan dan non-keuangan kepada mereka. Dukungan keuangan meliputi penyediaan kredit mikro dan tabungan simpanan mikro, serta layanan pengiriman uang dan pembayaran digital. Sedangkan dukungan non-keuangan meliputi pelatihan dan pendampingan dalam manajemen keuangan dan pengembangan usaha.
Program KBK telah memberikan manfaat yang signifikan bagi UMKM di wilayah pedesaan, seperti meningkatkan akses ke layanan keuangan, meningkatkan pendapatan dan profitabilitas usaha, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pada akhir tahun 2020, program KBK telah menjangkau lebih dari 350.000 UMKM di seluruh Indonesia.
Program KBK merupakan contoh bagaimana lembaga keuangan dapat berkontribusi dalam memfasilitasi akses ke layanan keuangan inklusif bagi UMKM, khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil di Indonesia. Program ini juga menunjukkan pentingnya kemitraan antara lembaga keuangan dan kelompok-kelompok UMKM dalam meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas layanan keuangan inklusif bagi UMKM.
Kesimpulan
Keuangan inklusif dan pengembangan UMKM merupakan topik yang penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam penerapannya, terdapat beberapa tren dan tantangan yang perlu diatasi, seperti masalah aksesibilitas, literasi keuangan, dan pengembangan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM. Namun, teknologi dan peran lembaga keuangan dapat menjadi solusi dalam mengatasi tantangan tersebut.
Produk keuangan inklusif seperti kredit mikro, tabungan simpanan mikro, dan asuransi sangat cocok bagi UMKM karena dapat membantu meningkatkan keberlanjutan usaha dan perlindungan terhadap risiko. Selain itu, melalui teknologi, layanan keuangan inklusif dapat lebih mudah diakses dan efisien.
Peran lembaga keuangan dalam mendorong keuangan inklusif bagi UMKM juga sangat penting, seperti memberikan akses ke layanan keuangan, meningkatkan literasi keuangan, dan mengembangkan produk keuangan inklusif. Salah satu studi kasus yang menunjukkan pentingnya peran lembaga keuangan dalam memfasilitasi akses ke layanan keuangan inklusif bagi UMKM adalah program "Kemitraan Berbasis Komunitas" yang dilaksanakan oleh Bank Mandiri di Indonesia.
Dalam kesimpulannya, keuangan inklusif dan pengembangan UMKM merupakan aspek yang penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan dapat memberikan manfaat bagi UMKM, masyarakat, dan negara secara keseluruhan.